BAB I
PEMBAHASAN
A.Kepala sekolah
sebagai manajer.
Banyak
tanggungjawab guru yang harus dijalankan sebagai kepala sekolah, karena sekolah
merupakan kehidupan yang serba dinamis dan persoalan selalu ada tidak kenal
waktu dan tempat. Apakah persoalan menyangkut kurikulum, kelega guru, anak
didik, orang tua/wali, komite sekolah, masyarakat setempat, bahkan sorotan dari
opini publik dan belum lagi berbagai krisis dekadensi moral dikalangan anak
didik. Untuk Mengimbangi krisis yang ada, kepala sekolah tidak hanya dituntut
sebagai edukator, negosiator dan administrator, melainkan juga harus berperanan
sebagai manajer dan supervisor yang mampu menerapkan manajemen bermutu.
Indikasinya
ada pada iklim kerja dan proses pembelajaran yang konstruktif, berkreasi serta
berprestasi. Dan inilah sebenarnya menjadi visi, misi dan strategi bagi kepala
sekolah di dalam menjalankan fungsinya bersama-sama dengan aparat dan
stakeholder untuk mewujudkan sekolah bermutu dan akan bermuara kepada
pendidikan bermutu.
Manajemen
sekolah tidak lain berarti pendayagunaan dan penggunaan sumber daya yang ada
dan yang dapat diadakan secara efisien dan efektif untuk mencapai visi dan misi
sekolah. Kepala sekolah bertanggung jawab atas jalannya lembaga sekolah dan
kegiatannya. Kepala sekolah berada di garda terdepan dan dapat diukur
keberhasilannya. Pencapaian visi, misi maupun strategi mesti dijalankan secara
bersama, semua sumber daya manusia yang ada harus dilibatkan, dan semuanya
bertanggungjawa untuk menjalankan dan mengimplementasikan apa yang sudah
digariskan.
Tentunya di dalam pelaksanaan peran dan tanggung jawab
kepala sekolah sebagai manajer sangat besar besar. Indikator keberhasilan
kepala sekolah dapat dilihat dari sejauhmana visi, misi dan strategi yang ada
dapat dijalankan sehingga semua yang terlibat dapat melakukannya. Dampak dari
semua itu, apa yang disebutkan di atas dapat tercapai.
Pada
prinsipnya manajemen sekolah itu sama dengan manajemen yang diterapkan di
perusahaan. Perbedaannya terdapat pada produk akhir yang dihasilkan. Yang
dihasilkan oleh manajemen sekolah adalah manusia yang berubah. Dari yang tidak
tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti, dari yang tidak
berpengalaman menjadi berpengalaman, dari yang tak bisa menjadi bisa, sehingga
menghasilkan SDM yang bermutu. Sedangkan sasaran manajemen perusahaan itu pada
kualitas produksi benda-benda mati.
Jadi,
manajemen sekolah berandil kuat pada pembentukan kualitas manusia yang
merupakan generasi penerus bangsa. Atensi masyarakat yang telah teralienasikan
akibat propaganda wacana teknologi dalam pembelajaran harus segera diobati
dengan mengedepankan wacana kualitas kepala sekolah. Realitas sekolah itu
dimanage oleh kepala sekolah bukan pada kata-kata para marketer yang mengejar
target siswa demi perolehan bonus.
Para ahli melihat bahwa salah satu input strategis bagi
langkah maju perusahaan adalah membentuk konsep yang berbasiskan sumber daya
manusia demi suatu profitabilitas yang tinggi. Tak ada salahnya konsep ini
dipakai di sekolah. Secara sederhana dapat diterjemahkan bahwa keberhasilan
sekolah tergantung pada teknik mengelola manusia-manusia yang ada di sekolah
untuk suatu keberhasilan yang tak terukur nilainya yaitu pemanusiaan manusia
dalam diri peserta didik dan penghargaan bagi rekan-rekan pendidik sebagai
insan yang kreatif dan peduli akan nasib generasi penerus bangsa.
Dan
ini sebenarnya hakiki dari suatu pendidikan, kerhasilan suatu sekolah sangat
ditentukan oleh visioner kepala sekolah, kepala sekolah mesti memiliki visioner
yang jelas, terencana, terprogram dan terkendali. Ini akan terlihat dari
sejauhmana kepala sekolah mampu membangun kebersamaan, memiki daya saing dan
menghasilkan lulusan bermutu, sehingga sekolah yang dipimpinnya akan menjadi
sebuah lembaga pendidikan yang benar-benar memberikan kontribusi terhadap mutu
pendidikan sebagaimana yang diharapkan.
Untuk
diingat, bahwa keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh
komponen-komponen yang ada di sekolah tersebut. Peran kepala sekolah sebagai
manager sangat menentukan dari semua komponen yang ada. Karena kepala sekolah
adalah orang utama dan pertama yang bertanggungjawab terhadap maju, mundur dan
berkembangnya suatu sekolah, maka dari itulah diperlukan kepala sekolah yang
benar-benar memahami dan menghayati akan tanggungjawabnya sebagai orang yang
didahulukan selangkah dan diangkat setingkat dari kolega-koleganya sesama guru.
Setiap
guru akan menjadi pemimpin, tentunya akan ada giliran bagi dirinya untuk
menjadi kepala sekolah. Akan tetapi tentunya mereka-mereka yang memiliki
prestasi, kompentensi dan reputasi serta visioner. Mereka mengalami pahit getir
dan masa kerja serta Daftar Urutan Kepangkatan yang memenuhi syarat, inilah
sebenarnya menjadi indikator di dalam pengangkatan kepala sekolah.
B. Pengertian Manajer.
Yang
dimaksud dengan manager adalah orang atau seseorang yang harus mampu membuat
orang-orang dalam organisasi yang berbagai karakteristik, latar belakang
budaya, akan tetapi memiliki ciri yang sesuai dengan tujuan (goals)
dan teknologi (technology).
Dan
tugas seorang manager adalah bagaimana mengintegrasikan berbagai macam variabel
(karakteristik, budaya, pendidikan dan lain sebagainya) kedalam suatu tujuan
organisasi yang sama dengan cara melakukan mekanisme penyesuaian.
Adapun
mekanisme yang diperlukan untuk menyatukan variabel diatas adalah sebagai
berikut:
- Pengarahan (direction) yang mencakup pembuatan keputusan, kebijaksanaan, supervisi, dan lain-lain.
- Rancangan organisasi dan pekerjaan.
- Seleksi, pelatihan, penilaian, dan pengembangan.
- Sistem komunikasi dan pengendalian.
- Sistem reward.
C.
Klasifikasi manajer menurut kegiatan.
Manajer
dapat pula diklasifikasikan berdasarkan tugas/kegiatannya disamping dapat
dibedakan berdasarkan tingkatan (Low, Middle & Top Manager). Berdasarkan
tugas/kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya, manajer dibedakan menjadi :1.
Manajer Fungsional. Yaitu manajer yang bertanggung jawab atas 1 (satu) bidang
kegiatan saja.Seperti contohnya : Manajer Produksi, yang bertanggung jawab atas
kegiatan produksi saja. Manajer Pemasaran yang bertanggung jawab atas bidang
pemasaran.2. Manajer Umum. Yaitu manajer yang bertanggung jawab atas lebih dari
1 (satu) bidang kegiatan atau bertanggung jawab atas beberapa bidang kegiatan.
Contohnya seperti: Pimpinan Cabang perusahaan, yang bertanggung jawab atas
bidang produksi, pemasaran, keuangan maupun personalia. Terlebih lagi seorang
direktur utama yang bertanggungjawab atas seluruh bidang kegiatan
perusahaannya.Kegiatan dan tugas manajer terbagi dua golongan besar, yaitu :
Kegiatan Administrastif dan Kegiatan Operatif. Semakin tinggi level (tingkatan)
manajernya, akan lebih banyak melakukan kegiatan administratif, sedangkan pada
tingkatan yang lebih rendah akan lebih banyak melakukan kegiatan operatif
dibanding administratif.
D. Tips Meningkatkan Skill Manajer.
Manajer
menengah merupakan salah satu yang banyak mengalami PHK di tengah krisis global
saat ini. Pada pasar tenaga kerja pun, hanya segelintir posisi yang dibuka
untuk manajer menengah. Menurut hasil survei terbaru dari ClearRock, manajer
menengah mempunyai beberapa kelemahan utama. Dengan memperbaiki kelemahan
tersebut, maka manajer menengah akan punya kesempatan lebih besar untuk
direkrut.
Menurut
hasil survei dari ClearRock terhadap manajer menengah di 168 organisasi, mereka
menemukan bahwa terdapat beberapa skill yang perlu diperbaiki oleh manajer
menengah, yakni strategic thinking (82%), kepemimpinan (78%), komunikasi (62%),
mengembangkan calon pemimpin baru (60%) dan memotivasi (53%). Padahal,
skill-skill ini merupakan skill yang sangat penting dalam kepemimpinan.Sekitar
sepertiga dari responden ClearRock yang disurvei menyatakan bahwa manajer
menengah mereka tidak memenuhi kualifikasi utnuk dipromosikan. Sementara hanya
6 persen saja yang berpendapat bahwa manajer menengah mereka sangat memenuhi
kualifikasi
E. Peran-peran Manajer.
Setiap
perusahaan memiliki manajemen yang memegang berbagai peranan penting yang
menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan untuk
diwujudkan bersama. Ada
banyak peran yang harus dimainkan / diperankan para manajer secara seimbang
sehingga diperlukan orang-orang yang tepat untuk menjalankan peran-peran
tersebut.
F. Tugas dan Fungsi pendidikan.
Mengacu
pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 14 tahun
2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, tugas pokok Ditjen
Mandikdasmen adalah “merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi
teknis di bidang manajemen pendidikan dasar dan menengah.”
Manajemen sebagai suatu proses
sosial, meletakkan bobotnya pada interaksi orang-orang, baik orang-orang yang
berada di dalam maupun di luar lembaga-lembaga formal, atau yang berada di atas
maupun di bawah posisi operasional seseorang. Selain itu juga manajemen
pendidikan merupakan alternatif strategis untuk meningkatkan kualitas
pendidikan.
Peningkatan kualitas
pendidikan bukanlah tugas yang ringan, karena tidak hanya berkaitan dengan
permasalahan teknis, tetapi mencakup berbagai persoalan yang rumit dan
kompleks, sehingga menuntut manajemen pendidikan yang lebih baik. Sayangnya,
selama ini aspek manajemen pendidikan pada berbagai tingkat dan satuan
pendidikan belum mendapat perhatian yang serius, sehingga seluruh komponen
sistem pendidikan kurang berfungsi dengan baik. Lemahnya manajemen pendidikan
juga memberikan dampak terhadap efisiensi internal pendidikan yang terlihat
dari jumlah peserta didik yang mengulang dan putus sekolah.
G. Hubungan Masing-masing Fungsi
Hubungan antara fungsi-fungsi
manajemen antara yang satu dengan lain adalah saling kait mengaitkan. Dengan
kata lain saling mempengaruhi satu sama lain. Seperti, organizing dan staffing,
merupakan 2 fungsi manajemen yang erat hubungannya yaitu berupa penyusunan
wadah legal untuk menampung berbagai kegiatan yang harus dilaksanakan pada
suatu organisasi, dan staffing berhubungan dengan penetapan orang-orang yang
akan memangku masing-masing jabatan yang ada dalam organisasi tersebut.
Meskipun demikian, fungsi
perencanaan merupakan landasan fungsi manajemen yang lain dan mempunyai
hubungan yang sangat erat dengan fungsi pengawasan. Fungsi pengawasan tidak
dapat dilaksanakan tanpa adanya perencanaan, begitu pula sebaliknya.
H. Fungsi-Fungsi Manajer (Management Functions)
Sampai
saat ini, masih belum ada consensus baik di antara praktisi maupun di antara
teoritis mengenai apa yang menjadi fungsi-fungsi manajemen, sering pula disebut
unsur-unsur manajemen.
fungsi-fungsi
manajemen adalah sebagai berikut:
Secara umum, manajemen dapat
dibagi menjadi 10 bagian, yaitu:
1. Forecasting
Forecasting atau prevoyance (Prancis) adalah kegiatan
meramalkan, memproyeksikan atau mengadakan taksiran terhadap berbagai
kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rencana yang lebih pasti dapat
dilakukan.
Misalnya, suatu akademi
meramalkan jumlah mahasiswa yang akan melamar belajar di akademi tersebut.
Ramalan tersebut menggunakan indikator-indikator, seperti jumlah lulusan SLTA
dan lain sebagainya.
2. Planning termasuk Budgeting
Planning sendiri berarti
merencanakan atau perencanaan, terdiri dari 5, yaitu :
a. Menetapkan tentang apa yang
harus dikerjakan, kapan dan bagaimana melakukannya.
b. Membatasi sasaran dan
menetapkan pelaksanaan-pelaksanaan kerja untuk mencapai efektivitas maksimum
melalui proses penentuan target.
c. Mengumpulkan dan
menganalisa informasi
d. Mengembangkan
alternatif-alternatif
e. Mempersiapkan dan
mengkomunikasikan rencana-rencana dan keputusan-keputusan.
Bisa juga dirumuskan secara
sederhana, misalnya perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk
mencapai sesuatu hasil yang diinginkan. Pembahasan yang agak kompleks
merumuskan perencanaan sebagai penetapan apa yang harus dicapai. Selain itu
juga dalam fungsi perencanaan sudah termasuk di dalamnya penetapan budget.
Lebih tepatnya lagi bila
planning dirumuskan sebagai penetapan tujuan, policy, prosedur, budget, dan
program dari sesuatu organisasi.
3. Organizing
Dengan ini dimaksudkan
pengelompokan kegiatan yang diperlukan yakni penetapan susunan organisasi serta
tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi. Dapat pula
dirumuskan sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam mengelompokkan
orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta tanggung jawab
masing-masing dengan tujuan terciptanya aktivitas-aktivitas yang berdaya guna
dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengorganisasian terdiri dari
:
a. Menyediakan
fasilitas-fasilitas perlengkapan, dan tenaga kerja yang diperlukan untuk
penyusunan rangka kerja yang efisien.
b. Mengelompokkan komponen
kerja ke dalam struktur organisasi secara teratur.
c. Membentuk struktur wewenang
dan mekanisme koordinasi.
d. Merumuskan dan menentukan
metode serta prosedur.
e. Memilih, mengadakan latihan
dan pendidikan tenaga kerja dan mencari sumber-sumber lain yang diperlukan.
4. Staffing atau Assembling Resources
Istilah staffing diberikan
Luther Gulick, Harold Koontz dan Cyril O’Donnell. Sedangkan assembling
resources dikemukakan William Herbert Newman. Kedua istilah itu cenderung
mengandung arti yang sama; pen-staf-an dan staffing merupakan salah satu fungsi
manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi dan
pengembangannya sampai dengan usaha agar petugas memberi daya guna maksimal
kepada organisasi.
5. Directing atau Commanding
Merupakan fungsi manajemen
yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau
instruksi-instruksi kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas masing-masing
bawahan tersebut, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar
tertuju kepada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Directing atau commanding
merupakan fungsi manajemen yang dapat berfungsi bukan hanya agar pegawai
melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu kegiatan, tetapi dapat pula
berfungsi mengkoordinasi kegiatan berbagai unsur organisasi agar dapat efektif
tertuju kepada realisasi tujuan yang telah ditetapkan.
6. Leading
Istilah leading yang merupakan
salah satu fungsi manajemen, dikemukakan oleh Louis A. Allen yang dirumuskan
sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang menyebabkan
orang-orang lain bertindak. Pekerjaan leading, meliputi 5 macam kegiatan, yaitu
:
a. Mengambil keputusan
b. Mengadakan komunikasi agar
ada bahasa yang sama antara manajer dan bawahan
c. Memberi semangat inspirasi
dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak
d. Memilih orang-orang yang
menjadi anggota kelompoknya
e. Memperbaiki pengetahuan dan
sikap-sikap bawahan agar mereka trampil dalam usaha mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
7. Coordinating
Salah satu fungsi manajemen
untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan,
kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubung-hubungkan, menyatupadukan dan
menyelaraskan pekerjaan-pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerjasama yang
terarah dalam usaha mencapai tujuan bersama atau tujuan organisasi. Usaha yang
dapat dilakukan untuk mencapai maksud, antara lain :
a. Dengan memberi instruksi
b. Dengan memberi perintah
c. Mengadakan
pertemuan-pertemuan dalam mana diberi penjelasan-penjelasan
d. Memberi bimbingan atau
nasihat
e. Mengadakan coaching
f. Bila perlu memberi teguran.
8. Motivating
Motivating atau pendorongan
kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi,
semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara
suka rela sesuai apa yang dikehendaki oleh atasan tersebut.
9. Controlling
Controlling atau pengawasan,
sering disebut pengendalian, adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa
mengadakan penilaian dan sekaligus bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa
yang sedang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud
tercapai tujuan yang sudah digariskan.
10. Reporting
Reporting atau pelaporan
adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil
kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan
tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi baik secara lisan
maupun secara tulisan.
Sedangkan
fungsi pokok manajemen pendidikan dibagi 4 macam:
1. Perencanaan
Perencanaan program pendidikan
sedikitnya memiliki dua fungsi utama, yaitu :
a. Perencanaan merupakan upaya
sistematis yang menggambarkan penyusunan rangkaian tindakan yang akan dilakukan
untuk mencapai tujuan organisasi atau lembaga dengan mempertimbangkan
sumber-sumber yang tersedia atau sumber-sumber yang dapat disediakan.
b. Perencanaan merupakan
kegiatan untuk mengerahkan atau menggunakan sumber-sumber yang terbatas secara
efisien, dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Pelaksanaan
Pelaksana merupakan kegiatan
untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai
tujuan secara efektif dan efisien, dan akan memiliki nilai jika dilaksanakan
dengan efektif dan efisien.
3. Pengawasan
Pengawasan dapat diartikan sebagai
upaya untuk mengamati secara sistematis dan berkesinambungan; merekam; memberi
penjelasan, petunjuk, pembinaan dan meluruskan berbagai hal yang kurang tepat;
serta memperbaiki kesalahan, dan merupakan kunci keberhasilan dalam keseluruhan
proses manajemen.
4. Pembinaan
Pembinaan merupakan rangkaian
upaya pengendalian secara profesional semua unsur organisasi agar berfungsi
sebagaimana mestinya sehingga rencana untuk mencapai tujuan dapat terlaksana
secara efektif dan efisien.
Ada beberapa pendapat tentang
fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan oleh beberapa penulis, yaitu :
1. Louis A. Allen : Leading,
planning, organizing, controlling
2. Prajudi Atmosukirjo :
planning, organizing, directing atau actuating, controlling.
3. John Robert Beishline : perencanaan,
organisasi, komando kontrol
4. Henry Fayol : planning,
organizing, coordinating, commanding, controlling.
5. Luther Gullich : planning,
organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, budgeting.
Kesimpulan
Kepemimpinan menyangkut
sebuah proses pengaruh sosial yang dalm hal ini pengaruh yang disengaja
dijalankan oleh seseorang terhadap orang lian untuk menstruktur
aktifitas-aktifitas serta hubungan-hubungan di dalam sebuah kelompok atau
organisasi.
Kepala madrasah
Aliyah sebagaimana juga sekolah lainnya harus bisa menggerakkan, mengarahkan,
membimbing, melindungi, membina, memberikan teladan, memberikan dorongan,
memberikan bantuan, dan sebagainya terhadap segala sesuatu yang ada kaitannya
dengan lembaga pendidikan.
Kedudukan
kepala madrasah sangat unik karena ia memiliki beberapa posisi, yaitu sebagai
pejabat formal, sebagai manajer, sebagai pemimpin, sebagai pendidik, dan
sebagai staf, merupakan kedudukan yang melekat pada diri kepala madrasah.
Sedangkan tugas pokok yang harus ia lakukan berupa pembinaan program pengajaran, pembinaan kesiswaan, pembinaan staf, anggaran belanja dan fasilitas madrasah serta anggaran belanja madrasah.
Sedangkan tugas pokok yang harus ia lakukan berupa pembinaan program pengajaran, pembinaan kesiswaan, pembinaan staf, anggaran belanja dan fasilitas madrasah serta anggaran belanja madrasah.
Dengan
demikian, sebagai kepala madrasah aliyah tentunya pimpinan akan selalu
melaksanakan tugasnya sesuai dengan job-jobnya dan kinerja yang diembannya yang
diaplikasikan dengan nuasa yang islami, baik bentuk manajemennya, program, dan
bentuk aktivitas keseharian dalam lembaga tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
ü
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Sekretariat Jenderal, 1992, Himpunan Peraturan Perundangan Republik
Indonesia Bidang Pendidikan dan Kebudayaan, PP. No. 28 tahun 1990 Pasal 4 ayat
3.
ü
Hicks, G & Gullet C.,
Ray, 1975, Organization: Theory and Behavior, McGrow-Hill, Inc. H.M. Daryanto,
2001, Administrasi Pendidikan, Jakarta,
Rineka Cipta.
ü
Ismail, SM dkk (ed.), 2002,
Dinamika Pesantren dan Madrasah, Yogyakarta,
Pustaka Pelajar.
ü
Jacobs, T.O., & Jaques
E, 1990, Militery executive leadership, di K.E. Clark % M.B. Clark (Dds),
Measures of Leadership, NJ, Leadership Libarary of America.
ü
Katz, D. & Kahn R.L,
1978, The Social Psychology of Organizations (2nd ed.), New York, John Wiley.
ü
Koonts, et.al., 1980,
Management, seventh edition, Kogakusha, McGrw-Hill Maksum, 1999, Madrasah,
Sejarah, dan Perkembangannya, Jakarta, Logos.
ü
Nata, Abuddin, (Ed.), 2001,
Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-lembaga Pendidikan Islam di
Indonesia, Jakarta,
Grasindo.
ü
Poerwadarminta, W.J.S.,
1976, Kamus Umum Bahasa Indonesia,
Jakarta, PN.
Balai Pustaka.
ü
Soemanto, Wasty, &
Hendyat Soetopo, 1982, Kepemimpinan dalam Pendidikan, Surabaya, Usaha Nasional.
ü
Stogdill, Ralph.M. 1974,
Handbook of Leadership: A Survey of the literature, New York, Free Press.
ü
Wahjosumidjo, 2002,
Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta, Raja
Grafindo Persada Yukl, Gary, 2002, Leadership in Organizationz, New Jersey,
Prentice Hall International.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar